Ibadah Minggu Sengsara I Jemaat Daniel Karumenga, 26 Februari 2023
Mazmur 41 : 1 – 14 | Tema Mingguan “Sahabat yang Berkhianat”
Alangkah indahnya hidup bersama dengan rukun! Perwujudan ungkapan dari pemazmur ini terlihat dari kebersamaan yang terjalin antara anggota Jemaat yang beribadah di Minggu Sengsara yang Pertama. Yah, berdasarkan kalender gerejawi mulai hari ini Minggu 26 Februari 2023 kita sudah berada pada penghayatan minggu-minggu sengsara. Sangat terasa waktu yang berlalu dengan begitu cepat seakan baru kemarin kita ada dalam perayaan minggu-minggu Adven. Namun kita percaya bahwa inilah bukti kemurahan Tuhan yang t’rus menyertai di setiap musim hidup kita.
Di hari minggu Sengsara yang Pertama ini, ibadah dipimpin oleh Pnt. Leidya Tunas, S.Pd selaku Ketua W/KI Wilayah Langowan Dua. Dan sebagai penyelenggara ibadah jemaat kolom 10 dengan MC oleh Pnt. Meivie Tunas Robot, S.PdK, Kantoria (Pnt. Meivie Tunas Robot, S.PdK; Ibu Vera Manaroinsong Wotulo; Ibu Christilia Kumolontang Tawaang; Remaja Debora Manaroinsong), dan Tim Multimedia.
Mengawali minggu-minggu sengsara ini kita diingatkan untuk janganlah menjadi seorang sahabat yang berkhianat. Kalau kita mencermati arti dari Sahabat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kawan, teman”. Karib artinya “dekat”, sedangkan arti berkhianat dari akar kata khianat, yakni “perbuatan tidak setia, tipu daya”. Berkhianat artinya “perbuatan yang sangat hina, membelot”. Sahabat karib yang berkhianat artinya “teman dekat yang melakukan perbuatan hina dengan berlaku tidak setia”. Persahabatan di masa sekarang juga terkadang demikian. Demi meraih keberhasilan, seringkali menjatuhkan orang lain. Jangan sampai kebahagiaan diri merusak kebahagiaan bersama. Karena kebahagiaan yang sesungguhnya bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan hidup pribadi dan keluarga saja, tetapi ketika kita mau berbagi dengan orang-orang yang berkesusahan, memerlukan pertolongan, memperhatikan dan menolong mereka yang lemah. GMIM di minggu-minggu sengsara melaksanakan program puasa diakonal. Tujuannya agar mengendalikan diri untuk semakin menghayati makna pengorbanan Yesus Kristus dan memperkokoh iman percaya kepada-Nya. Berpuasa dalam arti tidak berfoya-foya, bersikap boros, tetapi mau mengurangi makan dan minum, pengeluaran untuk kemudian dikumpulkan dan diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Mari memaknai dan menghayati Minggu Sengsara dengan benar.